10. Tom Yum – Thailand.
Sup asam pedas dari Thailand ini memang sangat menggoda, aroma yang memikat dan menjanjikan pedas yang menyengat. Variasi dari Tom Yum ini banyak, antara lain adalah Tom Yum Gai (ayam) atau Tom Yum Pla (seafood)
9. Shrimp Creole – Amerika.
Masakan ini berasal dari Amerika Serikat bagian Selatan, dan merupakan comfort food buat yang menyenangi rongga mulut terasa terbakar. Bumbu dan bahan makanan ini sederhana, seperti cabe, tomat, udang dan ayam, dan rasa pedas makanan ini didapat dari cabe segar dan cayenne pepper
8. Papa a la Huancaina – Peru
Makanan ringan seperti salad kentang, yang berisi kentang rebus dingin, dan disajikan dengan saus Huancaina. Penyajian lengkap makanan ini selalu melibatkan daun selada, buah zaitun hitam, biji jagung, dan potongan telur rebus. Saus Huancaina inilah yang membuatnya ekstra pedas, karena selain terbuat dari keju, susu kental, garam, salah satu bahannya adalah cabe yang disebut Amarillo chili.
7. Lobak dengan Lada Sichuan – China
Pada umumnya salad disajikan segar dengan sedikit rasa masam, tapi salad yang ini sangat berbeda. Lobak dengan Lada Sichuan (utuh) dan potongan cabe merah. Jadi dalam makanan ini Anda akan menemukan rasa manis, pedas, dan renyah. Memang makanan yang disajikan dengan brilian.. dan membakar.. Cabe yang digunakan? Bird’s Eye Chilis. Jika cabe ini masih kurang, ingat, ada Lada Sichuan utuh. Rasanya, digambarkan dengan menarik, asam-asam pedas,
6. Bibimbap dengan Kimchi – Korea
Bibimbap? Kimchi? Asing ya.. coba kita lihat satu persatu. Kimchi adalah acar kubis, yang dibumbui bawang putih, bawang merah, cabe, dan jahe! Pedas? Sudah pasti, panas pula! Masa fermentasi acar kubis ini beberapa bulan, jadi bisa dibayangkan, rasa pedas bawang dan cabe serta jahe yang sudah pasti menyengat!
Bibimbap adalah makanan klasik khas korea, yang terdiri dari nasi, sayuran tumis, daging, telur goreng dan.. sambal…
5. Sayap Ayam Suicide – Amerika
Entah kenapa orang Amerika suka banget sayap ayam yang digoreng kering dan gurih, kemudian diberi bumbu panas-pedas yang menurut mereka ‘bisa membakar perut’, yang pastinya masih tidak terasa apa-apa di lidah kita. Bumbu yang ada selalu berupa campuran Saus Tabasco, potongan cabe kering, dan cabe segar cincang.
4. Jerk Chicken – Karibia
Tidak hanya ganas, tapi makanan ini juga nikmat dan sangat menyenangkan. Berbagai bumbu yang ada adalah bumbu khas daerah Asia dan Afrika, yang hangat dan beraroma nikmat. Allspice, cengkeh, kayu manis, daun bawang, pala, thyme dan bawang putih, semuanya menyumbangkan rasa hangat, yang diperkuat oleh cabe Scotch Bonnetyang
3. Wot – Ethiopia
Mungkin orang banyak yang tidak berpikir bahwa Afrika mampu menyumbangkan makanan pedas, jangan salah, Ethiopia terkenal akan Wot (tumisan). Wot yang paling nikmat seringkali berbumbu satu kilo bawang merah dan bawang putih, beberapa ons jahe, dan barbere (campuran bumbu kering dan cabe kering) yang luar biasa pedas dalam jumlah yang tidak kalah mengerikan.
Makanan luar biasa menantang ini dibuat dari kaldu ayam, yang diberi bumbu seperti di atas, dan direbus selama beberapa jam
2. Vindaloo – India
Jelas salah satu saingan kita dalam masakan pedas, bayangkan, bumbu seperti biji mostar, cabe kering, ketumbar, jahe, adas, semuanya selalu ada.
Nah.. Vindaloo ini pedas, karena daging yang digunakan dalam masakan ini direndam dalam cuka, yang ditambah bumbu pedas tadi, yang semuanya akan bekerja sama membuat daging yang ada semakin menusuk dan menggigit!
1. Sambal Ulek – Indonesia
Memang bukan makanan utuh sih, lebih ke ‘condiment’atau makanan pendamping, tapi semua bentuk cabe bisa dipakai, dan termasuk cabe lokal kita yang ternyata 10 kali lebih pedas daripada Thai Bird’s Eye Chili.
Menurut lidah orang bule, sambal ulek kita ini ultra pedas, dan satu-satunya cara untuk menahan rasa pedasnya, adalah makan makanan lain sebanyak mungkin. Komentar orang bule setelah makan sambal ulek kita biasanya adalah mereka merasa kehilangan bibir…
Akhirnya kekayaan kuliner kita diakui juga oleh orang bule, sayangnya mereka baru melihat makanan pedas saja. Padahal jika ada serial dokumentasi makanan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bisa butuh setahun lebih acara tersebut berlangsung, biar juga tayang setiap hari.
reff
No comments:
Post a Comment